Jika di Indonesia, urusan tolak-menolak hujan harus meminta
bantuan pawang hujan, maka di Jepang menolak hujan hanya mengandalkan boneka.
Mirip dengan negara Asia lainnya, Jepang juga memiliki tradisi unik yang
berkaitan dengan hujan. Dengan curah hujan yang terbilang tinggi, maka sudah
barang tentu akan banyak aktivitas keseharian akan terganggu bilamana hujan
turun. Di Jepang, orang punya cara unik untuk menyingkirkan hijan yang tidak
dikehendaki.
Berbeda dengan di Indonesia yang harus memanggil pawang hujan saat memiliki acara di musim penghujan, di Jepang masyarakatnya mempercayakan usir mengusir hujan itu lewat boneka kain yang dibuat sendiri. Cara dan bahan pembuatannya juga terbilang sangat mudah dan murah. Bahannya berupa kain putih, karet gelang, spidol dan benang yang dipakai untuk membentuk dan memberi mata pada boneka tersebut. Setelah semua bahan terkumpul, pawang hujan ini dapat langsung dibuat.
Kepalkan kain menjadi gumpalan bola yang nantinya akan dipakai sebagai kepala boneka, bungkus dengan kain putih dan ikat dengan karet gelang. Setelah kepala terbentuk, maka langkah berikutnya adalah memberinya aksen mata dan mulut dengan menggunakan spidol. Lalu ikat pada bagian leher dan menggantungnya didepan jendela, sambil bernyanyi, "Teru-Teru Bozu ashita iitenki ni naare, Teru-teru Bozu besok semoga cuacanya cerah ya..". Tapi perlu diingat cara menggantung boneka Teru-Teru ini jangan terbalik, karena jika dipasang terbalik justru artinya suatu permohonan meminta hujan deras.
Teru-Teru Bozu ini dipercaya mampu untuk mencegah hujan turun. Boneka ini biasanya digantungkan 1 hari sebelum hari H. Orang Jepang sangat percaya pada kemampuan boneka ini, karenanya sebelum menggelar acara besar dimusim hujan, mereka akan selalu memasang boneka Teru-teru Bozu.
Berbeda dengan di Indonesia yang harus memanggil pawang hujan saat memiliki acara di musim penghujan, di Jepang masyarakatnya mempercayakan usir mengusir hujan itu lewat boneka kain yang dibuat sendiri. Cara dan bahan pembuatannya juga terbilang sangat mudah dan murah. Bahannya berupa kain putih, karet gelang, spidol dan benang yang dipakai untuk membentuk dan memberi mata pada boneka tersebut. Setelah semua bahan terkumpul, pawang hujan ini dapat langsung dibuat.
Kepalkan kain menjadi gumpalan bola yang nantinya akan dipakai sebagai kepala boneka, bungkus dengan kain putih dan ikat dengan karet gelang. Setelah kepala terbentuk, maka langkah berikutnya adalah memberinya aksen mata dan mulut dengan menggunakan spidol. Lalu ikat pada bagian leher dan menggantungnya didepan jendela, sambil bernyanyi, "Teru-Teru Bozu ashita iitenki ni naare, Teru-teru Bozu besok semoga cuacanya cerah ya..". Tapi perlu diingat cara menggantung boneka Teru-Teru ini jangan terbalik, karena jika dipasang terbalik justru artinya suatu permohonan meminta hujan deras.
Teru-Teru Bozu ini dipercaya mampu untuk mencegah hujan turun. Boneka ini biasanya digantungkan 1 hari sebelum hari H. Orang Jepang sangat percaya pada kemampuan boneka ini, karenanya sebelum menggelar acara besar dimusim hujan, mereka akan selalu memasang boneka Teru-teru Bozu.
0 komentar:
Posting Komentar