"Hijab itu budaya Arab! Bukan budaya Nusantara!"
Wets, ternyata yang ngomong begini belum memahami budaya asli
Nusantara dengan baik dan menyeluruh.
Perkenalkan, ini adalah Rimpu, pakaian tradisional wanita
Bima, Nusa Tenggara Barat. Rimpu ini ada dua, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Colo.
Rimpu Mpida adalah Rimpu yang ada cadarnya, menutupi wajah si
wanita. Biasanya wanita yang memakai Rimpu Mpida ini masih belum menikah.
Sedangkan Rimpu Colo adalah Rimpu yang tiada cadar. Biasanya
dipakai oleh ibu-ibu atau mereka yang sudah menikah.
Yang membuat hijab syar'i ini begitu khas ialah bahannya.
Kain yang dipakai sebagai khimar (kerudung) dan jilbab (gamis) ialah kain
sarung khas Bima, namanya sarung Nggoli.
...Perkenalkan, ini adalah Rimpu, pakaian tradisional wanita Bima, Nusa Tenggara Barat. Rimpu ini ada dua, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Colo...
Begitulah, bisa kita rasakan pengaruh Islam sangatlah kuat
terhunjam dalam budaya Nusantara. Jadi yang mengatakan bahwa "hijab budaya
Arab" ialah mereka yang liberal dan terkotak dalam pemikiran sempit
warisan penjajah.
Sekadar info, bahkan dulu para wanita keraton Kesultanan Yogyakarta
itu berhijab. Adapun pakaian kebaya dan kemben, dulu adalah pakaian yang
dipakai oleh budak-budak yang dikirim oleh Raja Bali untuk sultan-sultan di
Yogya sebagai hadiah. Namun setelah kekalahan Pangeran Diponegoro dalam Perang
Jawa (1830), budaya barat yang dibawa penjajah kafir Belanda sangatlah kuat
merasuki kehidupan di keraton sehingga bisa kita lihat, hari ini 'sebagian'
budaya kita jauh dari kata syar'i.
Tetap, orang-orang kafir itu tidak sanggup menghancurkan
syari'at dan budaya kita secara sempurna. Buktinya, budaya syar'i peninggalan
Kesultanan Bima masih berbekas hingga zaman sekarang.
Eh, tapi kok sepi pengedukasian tentang budaya kita yang satu ini yah? Jujur saya juga baru tahu belum lama ini. Malah yang lebih ditonjolkan adalah budaya-budaya kita yang jauh dari syari'at.
Yah, begitulah tantangan zaman. Yang pasti bisa kita
simpulkan, bahwa hijab syar’i itu adalah tren sepanjang masa. Dulu, kini, dan
nanti. Kapan pun dan dimana pun. Jadi, masih berani bilang hijab itu bukan
budaya Nusantara? Mikir dulu sebelum komentar!
0 komentar:
Posting Komentar