TUJUAN, Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor
secara bersama – sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib, dan aman.
RUANG LINGKUP, Prosedur ini berlaku untuk semua anggota HMPC
INDONESIA yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah
sepeda motor lebih dari 5 ( Motor ) unit dan dalam 1 group.
DEFINISI, yang dimaksud dengan :
- Road Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring.
- Vorijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi.
- Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh RC (Road Kapten) untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi.
- Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.
- Technical Officer adalah peserta touring yang di tunjuk oleh RC sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam
barisan selama perjalanan touring.
KETENTUAN UMUM, antara lain:
Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang RC
dan setidak tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang Vorijder, 2 (dua) orang Safety
Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer.
Road Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam satu group
pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring.
Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika
touring sebagai berikut:
·
Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
·
Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras
menerobos lampu merah berhenti sembarangan, dll.)
·
Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan
lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya)
·
Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
·
Tidak melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya
saat touring berlangsung (lepas tangan, angkat ban, zig –zag, memainkan
kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna
jalan lain dan anggota rombongan HMPC).
·
Memberikan kesempatan kepada pengendara lain
yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus masuk dalam barisan
konvoi.
·
Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara
berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency.
(Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat
Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai
atau memang dalam keadaan darurat).
·
Memberikan salam penghormatan dangan
mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada
polisi yang berugas di jalanan.
·
Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi
jalan (batas maksimal 80 Km/jam, untuk luar kota, dalam kota 60 Km/jam).
·
Konvoi selalu diusahakan berada di jalur
Kiri.(Dalam kondisi - kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan
memperhatikan kondisi sekitarnya).
·
Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan
kepada pengguna jalanlainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan
Ibu jari kanan atau kiri.
·
Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara.
·
Tidak Egois, pemaaf dan empaty (mengalah)
terhadap pengendara lain (pengguna jalan).
·
Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman
dan benar.
·
Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif.
·
Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas
Provokasi dari pengendara lain.
·
Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.
Semua peserta touring tanpa terkecuali harus melengkapi
kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
·
Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan
baik.
·
Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban
kendaraan dalam kondisi layak jalan.
·
Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik.
·
Klakson dan Reting (kanan dan kiri) berfungsi
dengan baik.
·
Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta
pengenal diri (STNK, SIM C, KTP).
·
Tools Kit standard tersedia.
·
Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, dalam kondisi layak
pakai.
·
Bahan Bakar Full.
Semua peserta touring tanpa terkecuali harus dalam Kondisi
Prima, tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal
dengan kondisi sebagai berikut:
·
Menggunakan Helm Full Face atau Half Face,
dengan kondisi yang layak pakai. (Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok,
atau tidak menggunakan helm sama sekali).
·
Menggunakan sarung tangan.
·
Menggunakan sepatu safety.
·
Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal.
·
Membawa Jas Hujan.
·
Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 kesehatan
untuk keperluan Pribadi.
Perlengkapan standard petugas touring adalah :
·
Rompi Spotlights (Warna Cerah atau memantul).
·
Sirine atau Klakson khusus.
·
Lampu rotator Warna kuning. (Jika ada)
·
Strobo.
·
RF Communicator.
·
Safety Flash Light.
Urutan penempatan peserta Touring didalam Formasi didasarkan
pada tingkat pengalaman mengikuti Touring, yang belum berpengalaman harus di
tempatkan sedekat mungkin dengan Vorijder, demikian seterusnya.
Tanggung Jawab dan Wewenang
Road Kapten,
·
Membawahi Vorijder, Safety Officer, Sweaper dan
Technical Officer.
·
Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring
ketujuan dengan selamat dan aman, di Bantu oleh petugas touring.
·
Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangan
keselamatan dan keamanan perjalanan.
·
Atas dasar keselamatan dan keamanan, berhak menolak
seorang anggota menjadi peserta Touring.
·
Menyusun rencana Route perjalanan, lama
perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas
touring dan potensi bahaya.
·
Menyampaikan rencana Route perjalanan, lama
perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas
touring dan potensi bahaya, kepada para peserta Touring.
·
Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi
kendaraan para peserta Touring.
·
Memberikan isyarat dimulainya Touring.
·
Mengendalikan perjalanan Touring melalui isyarat
Radio Komunikasi.
·
Menolak hubungan Radio yang di anggap tidak
perlu.
·
Memberikan laporan perjalanan touring kepada
Ketua Chapter HMPC dan Kepala Divisi Touring HMPC .
·
Dapat diwakilkan oleh peserta lain yang di
tunjuk oleh RC. (Jika dalam kondisi kurang Prima, sakit, dan hal2 yang tidak di
inginkan).
Vorijder,
·
Mengikuti intruksi Kapten.
·
Bertanggung jawab kepada Kapten.
·
Membawahi SafetyOfficer dan Sweaper.
·
Mengatur kecepatan dan arah perjalanan.
·
Mengatur formasi konvoi dengan memberikan
isyarat Tangan atau RadioCm.
·
Meminta bantuan Safety Officer untuk melihat dan
mengamankan kondisi lalulintas yang akan dilalui.
Safety Officer,
·
Bertanggung jawab kepada Road Kapten.
·
Memperhatikan kondisi lalu lintas serta
kendaraan – kendaraan yanglain dan kemudian memberitahu Kapten, Vooridjer dan
peserta Touring melalui Radio atau gerakan tangan tentang kemungkinan yang
membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi, seperti misalnya kendaraan
yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truck yang akan menyalip serta
bahaya terpaan angin yang di timbulkan.
·
Mengawasi jalur yang menyempit dan masuk ke
jalur yang menyempit tersebut untuk ”menutup pintu” bagi kendaraan lain yang
akanberbaur ke dalam Formasi.
·
Berganti atau pindah jalur sebelum peserta
touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta toring dapat memasuki jalur
perjalanan dengan aman.
Sweaper,
·
Bertanggung jawab kepada Kapten.
·
Memastikan peserta Touring tetap dalam Formasi
barisan Konvoi.
·
Mengawasi Formasi dan memberitahu Kapten masalah
yang mungkin terjadi pada Konvoi.
·
Mengatur Formasi agar tetap sesuai yang
diinginkan Vooridjer.
·
Mengatur jarak antar peserta touring, sehingga
Formasi touring tetap sebagai satu kesatuan barisan.
·
Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi
emergency yang dialami oleh peserta Touring.
·
Mengingatkan peserta Touring bila melakukan
pelanggaran Etika selama Touring.
·
Menanggapi tindakan provokatif yang mengganggu
peserta Touring dari kendaraan lain, dan melaporkan setiap perkembangan
situasinya kepada Kapten melalui radio atau aba2 tangan.
Tecnical Officer,
·
Bertanggung jawab kepada Kapten.
·
Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik
berupa spare part maupun tenaga trampil.
·
Memberikan bantuan teknis terhadap terhadap
kerusakanteknis yang di alami peserta touring, dan memberikan saran kepada
Kapten apakah perjalanan Touring tetap diteruskan atau ditunda maupun di
hentikan.
Peserta Touring,
·
Mengetahui rute Touring, lama perjalanan dan
tempat pemberhentian sementara.
·
Mengikui intruksi Vorijder dan sweaper, yang
diberikan melalui isyarat Tangan, Kaki atau lingkungan sekitarnya yang dapat
mengakibatkan terganggunya Touring.
FORMASI DAN ISYARAT
Formasi 1
Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta Konvoi
berbaris 1 dari mulai terdepa (Vorijder) sampai ke belakang (Sweaper).
Isyarat yang digunakan untuk Formasi ini diberikan oleh
Vorijder dengan mengangkat satu jari telunjuk tangan.
Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.
Formasi 2
Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta
berbaris masing –masing 2 dari mulai barisan terdepan hingga ke belakang
(Sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Sweaper atau petugas palingbelakang
berada di tengah.
Isyarat yang digunakan untuk Formasi ini diberikan oleh
Vorijder dengan mengangkat dua jari tangan.
Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.
Isyarat dimulainya Touring
·
Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor
dan pengendara siap untuk memulai Touring.
·
Isyarat ini diawali oleh Vorijder, kemudian
diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai
Touring.
·
Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan
pengendara telah selesai dipakai (sarung tangan, helm, dll) mesin motor telah
hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah
menyala.
·
Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang
barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap
(mengancungkan ibu jari).
·
Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta
sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap,
maka Kapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan
kepada Vorijder dengan tanda mengancungkan ibu jari tangan.
·
Vorijder menyalakan Sirene atau Klakson sebagai
tanda dimulainya Touring.
Isyarat Selama Touring
·
Angkat tangan tegak lurus dengan jari – jari
tangan terlihat (tidak mengepal), isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi
kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan
atau diacungkan hingga Petugas Touring mendekat. Isyarat ini tidak perlu di
ikuti oleh peserta touring lainnya.
·
Angkat tangan tegak lurus dan melambai – lambai
perpisahan, isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara tersebut meninggalkan
barisan. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta lainnya. Cukup
mengklakson 1 kali.
·
Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri,
adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini
disampaikan oleh Vorijder, dan diikuti oleh peserta Touring.
·
Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan,
adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh
Vorijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring.
·
Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk
putaran, adalah tanda bahwa Konvoi berputar (U – Turn). Isyarat ini disampaikan
oleh Vorijder, dan harus diikuti oleh peserta Touring.
·
Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda
unuk memperlambat kecepatan dan berhati – hati. Isyarat ini disampaikan oleh
Vorijder, Safety Office serta Sweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring.
·
Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari
tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder,
Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring.
·
Menurunkan tangan dan mengayunkan ke arah depan,
adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan oleh Sweaper,
dan tidak perlu diikuti oleh para peserta Touring.
·
Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat
adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti :
Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali
oleh Vorijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke
arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas).
·
Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah
isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi
Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.
·
Mengangkat telunjuk dan menggerakkan seperti
memotong leher, adalah tanda untuk para peserta mematikan mesin, tanda ini di
sampaikan oleh Kapten dan di ikuti oleh peserta Touring.
·
Memberi Isyarat seperti menembak, adalah tanda
agar Merapihkan Kendaraan,Isyarat ini disampaikan oleh Kapten.
·
Megancungkan jempol adalah isyarat penghormatan,
Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan diikuti oleh semua peserta Touring.
·
Jika melewati kendaraan lain, seperti Mobil,
Motor ataupun Pejalan Kaki, jangan sampai menyentuh, dan hanya memberi isyarat tangan
menyuruh minggir, dan meberi tanda jempol untuk Penghormatan.
·
Tangan Kanan atau Kiri menunjuk ke arah Kuping,
adalah tanda untuk mematikan Sirine atau Klakson.
·
Memberi Isyarat seperti menunjuk kebawah
mengunakan jempol diatas helm atau ke Tangki Motor, adalah tanda untuk mengisi
BBM (Bahan Bakar Minyak), Isyarat ini di lakukan oleh peserta Touring yang telah kehabisan BBM, dan
tidak perlu diikuti peserta Touring. (Jika salah satu anggota Touring melakukan
isyarat ini, Sweaper harus mendekati Peserta tersebut, dan memberikan berita Ke
Vorijder.)
PERHATIAN !!! Pemberian isyarat, harus memperhatikan keselamatan diri sendiri, peserta Touring atau Konvoi dan Pengguna Jalan Lainya, sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan Isyarat.
NB: Prosedur ini telah lulus tahap uji, dan di wajibkan oleh
para anggota untuk mematuhinya dan melaksanakannya. Setiap kelalaian para
petugas, akan di pantau oleh Pesertadan melaporkan ke Petugas Kapten, dan di
lanjutkan dengan disidang dalam rapat pengurus, bukan dari para Peserta. Kepada
petugas Sweaper, jika anda tertinggal, mohon dengan sangat, jangan panik, dan
berkonsentrasilah diperjalanan, karena berbahaya bagi keselamatan Anda dan
Orang lain.
PENTING !!! Keselamatan anda ada ditangan anda Sendiri, dan kesalamatan Peserta, ada pada cara anda membawa diri di Perjalanan. Salam Bikers....http://honda-megapro.or.id/
0 komentar:
Posting Komentar