Dari sini saya kembali mendapatkan pelajaran hidup, sebuah
makna dalam kehidupan, cara mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Alloh SWT
dengan mengutamakan Safety Riding, dan sebuah “PERJALANAN” panjang dalam
menyusuri kehidupan.
Kami dengan kekasih (kuda besi) kami masing-masing, bukanlah
gank motor, kami club, kami positif, kami Inshaa’Alloh akan mengemudi di jalan
yang “lurus”. Persaudaraan yang menjadikan kami seperti ini. karena disini kami
dapatkan sesuatu yang tidak bisa kami dapatkan di tempat lain. Kami menghargai
sesama, kami beretika, kami penolong, dan inilah kami.
Di jalan tedapat berbagai macam dan jenis orang dengan
kepentingan mereka masing-masing, namun itu bukanlah masalah dan suatu kendala
bagi kami. Kami selalu mempersilahkan, atau kami yang dipersilahkan, terkadang
kami terkesan memaksa, namun tak pernah kami tak meminta ijin, klakson, horn,
dan strobo kami lah alat kami untuk meminta ijin (ber-etika bukan). Nah
disinilah letak suatu pelajaran bersikap yang dapat kami petik,
“jika ingin mendahului maka dahului-lah, namun jika tidak ingin/tidak biasa, maka jangan halangi kami untuk mendahului”.
Terpendam makna dari ungkapan diatas, bukan hanya untuk
dijalanan saja, namun juga di kehidupan sehari-hari. Dunia ini merupakan
pejalanan dan persaingan, dalam bersaing pastilah kita ingin menjadi pemenang,
namun menang tidak harus mengalahkan, dan tidak dengan menutup jalan orang lain
dalam harian jika tidak mampu janganlah mengganggu orang yang mampu, apa
susahnya kan, “Semua Senang !”
“Menang Tanpo Ngasorake (menang tanpa merendahkan orang
lain), Sunan Kalijaga”
#SalamSatuAspal
0 komentar:
Posting Komentar