[
RENUNGAN ] Terenyuh... INILAH Tajamnya Lidah, KESETIAAN Yang Dibalas Dengan
PERCERAIAN .. SEMUA PASANGAN WAJIB BACA !!
Ini adalah kisah sepasang suami istri,
yang dalam bahtera rumah tangga tersebut, Allah memberikan ujian dengan belum
hadirnya buah hati ditengah- tengah kehidupan mereka. Semoga menjadi hikmah
bagi kita semua, bahwa ujian adalah memang bagian dari kehidupan yang
seharusnya membentuk kita agar menjadi pribadi yang lebih sabar. Suatu hari sang
suami yang setelah pulang dari bekerja, mendapati rumahnya kosong tidak
berpenghuni. Istrinya tidak berada dirumah kala itu. Entah mengapa, tiba- tiba
seketika itu, meledaklah emosinya. Hal ini semakin bertambah, apalagi setelah
melihat istrinya yang tiba- tiba muncul dari balik pintu.
Si istri tersenyum, dia
berniat menjawab pertanyaan suaminya untuk memberikan penjelasan, namun tiba-
tiba lehernya terasa seperti tercekik. Sang suami menarik jilbab panjang yang
dipakainya hingga nyaris sobek. Dan seketika itu pula si istri terjatuh di
tanah.
Sejenak sang istri menghela
nafas, dan tak terasa air matanya jatuh. Tapi ditahannya mulutnya sendiri agar
tidak mengucapkan sesuatu yang membuat kemarahan suaminya semakin menjadi-
jadi.
” Aku akan membuatkan air
hangat untuk kau mandi, suamiku” kata sang istri sambil menyeka air matanya dan
mencoba berdiri.
” Tidak usah!” Jawab sang
suami dengan keras. ” Semakin lama, aku bosan dengan keadaan seperti ini. Aku
ingin anak darimu, tapi mengapa kau malah mandul. Dasar istri tidak berguna!”
” Maaf” jawab si istri
pelan.
” Sudahlah! tidak ada
gunanya kau minta maaf. Kau ku ceraikan saat ini juga. Aku ingin wanita yang
bisa memberiku anak” jawab suaminya enteng tanpa memperhatikan perasaan
istrinya.
Sang istri rasanya seperti
tersambar petir, ketika suaminya mengatakan kata cerai yang begitu tanpa beban
keluar dari mulutnya. Dia benar- benar tak habis pikir, mengapa suaminya begitu
sangat tega kepadanya, bahkan sebelum dia memberikan penjelasan tentang apa
yang dilakukannya tadi di luar.
Dia pun bertanya pada
dirinya sendiri, mengapa setelah bertahun- tahun mereka menikah, dan dengan
sepenuh hati dia telah melayani suaminya, namun dalam hitungan detik saja,
suaminya telah tega menceraikannya.
Sang istri terus memohon
kepada suaminya agar tidak menceraikannya, namun suaminya bahkan semakin lagi
dan lagi dalam mengucapkan kata cerai bahkan sampai 3 kali. Setelah itu, di
usirlah sang istri dari rumahnya.
Keesokan harinya,
datanglah seorang ibu tua yang ingin bertamu hendak menemui sang istri.
Suaminya hanya menjawab singkat kalau sang istri sudah tidak menghuni rumah
tersebut. Si ibu tua kemudian minta ijin menjelaskan sebentar tentang maksud
kedatangannya kali ini.
Dia berkata bahwa dia
ingin melanjutkan pembicaraan yang terpotong di hari sebelumnya tentang niat
sang istri tersebut untuk melamar putrinya tersebut untuk menjadi istri kedua
bagi suaminya.
Mendengar hal itu, Sang
suami benar- benar terkejut dan tidak menyangka, ” Benarkah itu? ” tanyanya
pendek.
” Ya, dia bilang dia ingin
menyenangkanmu dengan memberikanmu istri yang baru, agar kau beroleh keturunan.
Namun dia tergesa- gesa pulang, karena teringat pada jam itu kau pasti sudah
pulang, dan dia sangat ingin menyiapkan kebutuhanmu di rumah,” jawab si ibu
menjelaskan.
Si suami tidak bisa
berkata apa- apa lagi. Rasanya tercekat tenggorokannya untuk mengeluarkan
bahkan hanya untuk sebuah kata. Dia tidak menyangka, bahwa sang istri telah
begitu luas hatinya demi kebahagiaannnya. Namun dia balas semua itu dengan kata
thalak 3 yang dengan mudah terlontar untuknya begitu saja, kemarin.
Berkatalah sang suami dengan kemarahannya yang sangat, ” Dari mana saja kau?, aku capek pulang kerja kau malah kelayapan di luar!”
Berkatalah sang suami dengan kemarahannya yang sangat, ” Dari mana saja kau?, aku capek pulang kerja kau malah kelayapan di luar!”
Si istri tersenyum, dia berniat menjawab pertanyaan suaminya untuk memberikan penjelasan, namun tiba- tiba lehernya terasa seperti tercekik. Sang suami menarik jilbab panjang yang dipakainya hingga nyaris sobek. Dan seketika itu pula si istri terjatuh di tanah.
Sejenak sang istri menghela nafas, dan tak terasa air matanya jatuh. Tapi ditahannya mulutnya sendiri agar tidak mengucapkan sesuatu yang membuat kemarahan suaminya semakin menjadi- jadi.
” Aku akan membuatkan air hangat untuk kau mandi, suamiku” kata sang istri sambil menyeka air matanya dan mencoba berdiri.
” Tidak usah!” Jawab sang suami dengan keras. ” Semakin lama, aku bosan dengan keadaan seperti ini. Aku ingin anak darimu, tapi mengapa kau malah mandul. Dasar istri tidak berguna!”
” Maaf” jawab si istri pelan.
” Sudahlah! tidak ada gunanya kau minta maaf. Kau ku ceraikan saat ini juga. Aku ingin wanita yang bisa memberiku anak” jawab suaminya enteng tanpa memperhatikan perasaan istrinya.
Sang istri rasanya seperti tersambar petir, ketika suaminya mengatakan kata cerai yang begitu tanpa beban keluar dari mulutnya. Dia benar- benar tak habis pikir, mengapa suaminya begitu sangat tega kepadanya, bahkan sebelum dia memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukannya tadi di luar.
Dia pun bertanya pada dirinya sendiri, mengapa setelah bertahun- tahun mereka menikah, dan dengan sepenuh hati dia telah melayani suaminya, namun dalam hitungan detik saja, suaminya telah tega menceraikannya.
Sang istri terus memohon kepada suaminya agar tidak menceraikannya, namun suaminya bahkan semakin lagi dan lagi dalam mengucapkan kata cerai bahkan sampai 3 kali. Setelah itu, di usirlah sang istri dari rumahnya.
Sejenak sang istri menghela nafas, dan tak terasa air matanya jatuh. Tapi ditahannya mulutnya sendiri agar tidak mengucapkan sesuatu yang membuat kemarahan suaminya semakin menjadi- jadi.
” Aku akan membuatkan air hangat untuk kau mandi, suamiku” kata sang istri sambil menyeka air matanya dan mencoba berdiri.
” Tidak usah!” Jawab sang suami dengan keras. ” Semakin lama, aku bosan dengan keadaan seperti ini. Aku ingin anak darimu, tapi mengapa kau malah mandul. Dasar istri tidak berguna!”
” Maaf” jawab si istri pelan.
” Sudahlah! tidak ada gunanya kau minta maaf. Kau ku ceraikan saat ini juga. Aku ingin wanita yang bisa memberiku anak” jawab suaminya enteng tanpa memperhatikan perasaan istrinya.
Sang istri rasanya seperti tersambar petir, ketika suaminya mengatakan kata cerai yang begitu tanpa beban keluar dari mulutnya. Dia benar- benar tak habis pikir, mengapa suaminya begitu sangat tega kepadanya, bahkan sebelum dia memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukannya tadi di luar.
Dia pun bertanya pada dirinya sendiri, mengapa setelah bertahun- tahun mereka menikah, dan dengan sepenuh hati dia telah melayani suaminya, namun dalam hitungan detik saja, suaminya telah tega menceraikannya.
Sang istri terus memohon kepada suaminya agar tidak menceraikannya, namun suaminya bahkan semakin lagi dan lagi dalam mengucapkan kata cerai bahkan sampai 3 kali. Setelah itu, di usirlah sang istri dari rumahnya.
Keesokan harinya, datanglah seorang ibu tua yang ingin bertamu hendak menemui sang istri. Suaminya hanya menjawab singkat kalau sang istri sudah tidak menghuni rumah tersebut. Si ibu tua kemudian minta ijin menjelaskan sebentar tentang maksud kedatangannya kali ini.
Dia berkata bahwa dia ingin melanjutkan pembicaraan yang terpotong di hari sebelumnya tentang niat sang istri tersebut untuk melamar putrinya tersebut untuk menjadi istri kedua bagi suaminya.
Mendengar hal itu, Sang suami benar- benar terkejut dan tidak menyangka, ” Benarkah itu? ” tanyanya pendek.
” Ya, dia bilang dia ingin menyenangkanmu dengan memberikanmu istri yang baru, agar kau beroleh keturunan. Namun dia tergesa- gesa pulang, karena teringat pada jam itu kau pasti sudah pulang, dan dia sangat ingin menyiapkan kebutuhanmu di rumah,” jawab si ibu menjelaskan.
Si suami tidak bisa berkata apa- apa lagi. Rasanya tercekat tenggorokannya untuk mengeluarkan bahkan hanya untuk sebuah kata. Dia tidak menyangka, bahwa sang istri telah begitu luas hatinya demi kebahagiaannnya. Namun dia balas semua itu dengan kata thalak 3 yang dengan mudah terlontar untuknya begitu saja, kemarin.
Dia berkata bahwa dia ingin melanjutkan pembicaraan yang terpotong di hari sebelumnya tentang niat sang istri tersebut untuk melamar putrinya tersebut untuk menjadi istri kedua bagi suaminya.
Mendengar hal itu, Sang suami benar- benar terkejut dan tidak menyangka, ” Benarkah itu? ” tanyanya pendek.
” Ya, dia bilang dia ingin menyenangkanmu dengan memberikanmu istri yang baru, agar kau beroleh keturunan. Namun dia tergesa- gesa pulang, karena teringat pada jam itu kau pasti sudah pulang, dan dia sangat ingin menyiapkan kebutuhanmu di rumah,” jawab si ibu menjelaskan.
Si suami tidak bisa berkata apa- apa lagi. Rasanya tercekat tenggorokannya untuk mengeluarkan bahkan hanya untuk sebuah kata. Dia tidak menyangka, bahwa sang istri telah begitu luas hatinya demi kebahagiaannnya. Namun dia balas semua itu dengan kata thalak 3 yang dengan mudah terlontar untuknya begitu saja, kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar