Seluk Beluk Nama Abu Hurairah Abdurahman bin Sakhr merupakan nama asli dari sahabat yang akrab kita dengar dengan Abu Hurairah. Beliau di panggil Abu Hurairah karena di waktu …
Seluk Beluk Nama Abu Hurairah
Abdurahman bin
Sakhr merupakan nama asli dari sahabat yang akrab kita dengar dengan Abu
Hurairah. Beliau di panggil Abu Hurairah
karena di waktu kecil ia di perintahkan untuk mengembala beberapa ekor
kambing milik keluarganya, di sela sela ia mengembala kambing Abu Hurairah selalu bermain dengan kucing
kecilnya di saat siang hari dan jika malam sudah tiba, kucing tersebut di
letakkan di atas pohon lalu Abu Hurairah
pulang kerumahnya. Kebiasaan ini berjalan terus sampai teman sebayanya
memanggilnya dengan Abu Hurairah yang berarti si pemilik kucing kecil.
Tempat Asal Abu Hurairah
Abu Hurairah
seorang sahabat yang lahir di daerah Ad Daus Yaman, daerah yang mulanya selalu
menentang risalah kenabian Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam, sampai datanglah
seorang sahabat bernama Thufail bin Amru Ad Dausi Radhiallahu anhu yang pernah bertemu Nabi
Muhammad Shallahu Alaihi wa Sallam dan mengikrarkan islamnya sebelum hijrahnya
Nabi Shallahu Alaihi wa Sallam ke Madinah.
Tufail bin ‘Amru
Ad Dausi yang mendakwahkan Islam kepada kaumnya Ad Daus, namun tidak ada dari
kota Ad Daus yang menerima Islam kecuali satu orang yaitu Abu Hurairah
Radhiallahu anhu.
Pada awal tahun
ke tujuh hijriah diumurnya yang ke dua puluh enam, tekad Abu Hurairah
Radhiallahu anhu untuk hijrah dari negrinya menuju Rasulullah Shallahu ‘Alaihi
wa Sallam telah bulat, dengan perbekalan yang seadanya tak membuat Abu Hurairah
Radhiallahu anhu mundur, bahkan ia pernah bersyair saat tiba di Madinah,
يا ليلة من طولها و عنائها
على أنها من دارة الكفر نجت
Wahai malam yang
panjang serta melelahkan, namun saat itulah aku terselamatkan dari negri kafir.
Tetapi tibanya
beliau di malam itu tidak dapat di sambut dengan Rasulullah dan para sahabat
besar karena mereka semua sedang berada di medan perang Khaibar.
Sampailah waktu
Subuh, kemudian para sahabat berkumpul untuk melaksanakan shalat subuh yang di
pimpin oleh Siba bin Urfutoh Radhiallahu anhu
yang telah di tunjuk oleh Rasulullah menjadi imam kala Rasulullah
Shallahu Alaihi wa Sallam berperang saat
itu.
Setelah shalat
subuh selesai tak lama terdengar suara suara yang menandakan tibanya tentara
kaum Muslimin berserta panglimanya yaitu Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam ,
sebagaimana biasanya Rasulullah langsung menuju masjid shalat dua rakaat dan
menemui beberapa sahabat, kemudian di lihatlah oleh Rasulullah Shallahu Alaihi
wa Sallam seseorang yang mempunyai kulit agak gelap, lebar pundaknya serta
memiliki celah diantara dua gigi depannya dan langsung membaiat Rasulullah.
Kemudian, Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam mengatakan,
ممن أنت ؟ قلت : من دوس، قال: ما كنت أرى في دوس احدا فيه خير
“Dari mana
engkau?”, Abu Hurairah menjawab, “Aku berasal dari Ad Daus”, Rasulullah
mengatakan, “Sungguh aku dulu tidak menyangka ada kebaikan di Daus”1.
Kehidupan Awal Di Madinah
Abu Hurairah yang
merupakan tamu baru di kota Madinah, juga dikenal pada saat itu seorang sahabat
yang sangat miskin, keputusan ia berhijrah dari yaman ke tanah Madinah
membuatnya kehilangan harta harta yang ia miliki di yaman. Namun, kaum muslimin
saat itu telah menyediakan tempat untuk tamu Allah yang tidak mempunyai harta dan keluarga. Mereka
akan di tempatkan di masjid, seraya belajar Islam kepada Rasulullah
Shallahu’Alaihi wa Sallam .
Ahlu suffah
merupakan sebutan untuk mereka para penghuni masjid Nabawi saat itu, dan
sahabat Abu Hurairah merupakan orang yang paling fakih di antara ahlu Suffah
yang lain, karena jarangnya ia absen dalam mendengarkan Rasullah saat
menyampaikan pelajaran.
Para Ahlu Suffah
mendapatkan makanan jika Rasulullah mendapatkan makanan, dan mereka juga tak
makan jika keluarga Rasulullah tak makan
maka laparnya Ahlu Suffah berarti laparnya Rasulullah serta keluarganya
Shallahu Alaihi wa aalihi wa Sallam.
Kemiskinan Abu Hurairah
Abu Hurairah
merupakan seorang sahabat yang sangat sabar dengan apa yang Allah timpahkan, kemiskinannya membuat benar-benar
ia tak asing lagi dengan rasa lapar yang selalu hadir hampir di setiap harinya,
ia tak asing dengan batu yang selalu mengikat perutnya, bahkan ia pernah
mengatakan, “Aku pernah merasakan lapar sampai aku ingin pingsan, kemudian agar
aku mendapatkan makanan, aku berpura-pura seperti orang yang kejang diantara mimbar Rasul dan
rumah Aisyah sampai orang-orang datang kepadaku kemudian meruqyaku, aku
langsung mengangkat kepalaku lalu aku katakan,
ليس الذي ترى، إنما هو الجوع
“Ini bukan yang
seperti kalian lihat (kejang karena kesurupan,pent-) namun aku begini karena
lapar”2.
Kelaparan Bersama Abu Bakar, Umar dan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Dikisahkan bahwa
Abu Hurairah di suatu hari telah mengikat dengan keras perutnya dengan batu
agar tidak terasa lapar yang menusuk, demi mendapatkan makanan, beliau duduk di
jalan yang biasa di lewati oleh para sahabat.
Tak lama
berselang lewatlah Sahabat yang mulia Abu Bakar Radhiallahu Anhu di hadapan Abu
Hurairah, maka langsung Abu Hurairah menghampiri Abu Bakar bertanya-tanya
tentang masalah agama, namun di dalam pertanyaan tersebut Abu Hurairah berharap
pertanyaan yang ia layangkan dapat membawanya diundang makan bersama Abu Bakar,
namun tidak seperti yang di harapkan, lalu berpisahlah mereka berdua.
Kemudian lewatlah
Al Faruq Umar bin Khattab Radhiallahu Anhu , maka Abu Hurairah Radhiallahu
Anhu melakukan apa yang ia lakukan
bersama Abu Bakar dengan harapan yang sama, namun tidak juga seperti yang di
harapkan. Kedua sahabat yang mulia itu tidak mengetahui maksud dari Abu
Hurairah.
Berikutnya,
lewatlah manusia yang paling mulia Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam ,
melihat Abu Hurairah yang sedang duduk-duduk di jalan, Rasulullah mengetahui
bahwa sahabatnya itu sedang kelaparan, lalu Rasulullah memanggil Abu Hurairah
untuk datang kerumahnya, ternyata di dapati di dalam rumah Rasulullah hadiah
berupa satu bejana susu. Kemudian Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam berkata, “Abu hurairah panggilah para ahli
suffah”. Mendengar perintah tersebut abu hurairah pergi memanggil ahli suffah
sambil berkata dalam hatinya, “kenapa tidak saya dikasih minum dulu, jika telah
datang ahlu suffah maka akan habis susu itu, tapi biarlah kelaparan ku ini tak
menghalangi ku untuk taat kepada Allah dan RasulNya”.
Datanglah Ahlu
Suffah dengan perasaan senang menyambut panggilan, begitu mereka duduk,
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam
memerintahkan Abu Hurairah untuk menuangkan kepada setiap ahlu suffah
susu tersebut sampai semua kenyang. Maka tak tersisa lagi yang kelaparan pada
saat itu kecuali Abu Hurairah dan Rasulullah, kemudian Rasulullah senyum sambil
melihat bejana susu lalu melihat kepada Abu Hurairah yang kelaparan,
“ wahai Abu
hurairah tinggal tersisa aku dan kamu”,
Abu Hurairah
menjawab, “benar wahai Rasulullah”,
Rasulullah
berkata, “minumlah”
Abu Hurairah
berkata, dan akupun langsung meminumnya, dan tidaklah Rasulullah memerintahkan
ku untuk terus meminum susu tersebut sampai aku tidak mendapatkan ruang kosong
dalam lambungku, setelah aku kenyang barulah Rasulullah meminum susunya”3.
Subhanallah,
terllihat sekali kelembutan, kebaikan, kepedulian Rasulullah Shallahu Alaihi wa
Sallam kepada para sahabatnya, dan
lihatlah ketaatan Abu Hurairah Radhiallahu Anhu
akan perintah Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam .
Bakti Abu Hurairah Kepada Ibunya
Disuatu malam abu
hurairah pernah keluar dan ini diluar kebiasaan, maka orang-orang bertanya kepada Abu Hurairah kenapa ia
keluar, beliau menjawab “tidak ada yang membuatku keluar kecuali rasa lapar”,
Mereka juga berkata, “kamipun begitu tidak ada yang mengeluarkan kami dari
rumah kecuali rasa lapar”.
Akhirnya, kami
mendatangi Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam
mengadukan rasa lapar kami, lalu Rasulullah mengeluarkan mangkuk yang
berisi beberapa kurma, setiap satu orang yang datang di berikan dua buah kurma.
Rasulullah
mengatakan, “makan dua buah kurma ini dan perbanyaaklah minum air, ini akan
mencukupimu untuk hari ini”.
Maka akupun
memakan satu buah kurma dan sisanya aku simpan. Rasulullah mengatakan, “untuk
apa kau simpan kurma mu? Bukankah kau sangat lapar?”, “aku simpan ini untuk
ibuku”.
Lalu Rasulullah
berkata, “makanlah, nanti kuberikan tambahan untuk ibumu”4.
Kisah Masuk Islamnya Ibunda Abu
Hurairah
Abu Hurairah
pernah bercerita, “ dahulu ibuku masih dalam keadaan musyrik, setiap saat aku
selalu mendakwahkannya agar memeluk agama islam, sampai di suatu hari saya
mendengar perkataan ibuku yang sangat buruk yang ia layangkan untuk Rasulullah,
aku langsung mengadu kepada Rasulullah seraya menangis lalu aku meminta
Rasulullah untuk mendoakan ibuku, maka Rasulullah berkata,
اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ
“Ya Allah
berikanlah hidayah kepada ibunda Abu Hurairah”.
Maka setelah
Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam
mendoakan ibuku, aku kembali kerumah ingin mendakwahinya lagi dan mengabarkan
bahwa ia telah di doakan Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam, namun setibanya
aku di rumah, pintu rumah ku terbuka, aku medengar suara gemercik air, lalu
saat aku ingin masuk, terdengar suara ibuku berkata, “janganlah kau masuk”.
Kemudian keluar
ibuku yang telah memakai penutup kepala dan tubuhnya seraya mengatakan,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Ya, ibuku
mengucapkan kalimat syahadat, ibu ku menjadi seorang muslimah. Aku langsung
lari kembali kepada Rasulullah seraya menangis kegirangan layaknya aku menangis
tadi karena kesedihan, aku kabarkan kabar gembira ini kepada Rasulullah, lalu
ia berdoa,
اللَّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ، وَحَبِّبْهُمْ إِلَيْهِمَا
“Ya Allah
jadikanlah hambamu ini (abu hurairah) dan ibunya orang yang di cintai oleh kaum
mukminin, dan ia berdua juga cinta kepada kaum mukminin”5.
Semangatnya Abu Hurairah Akan Ilmu
Sahabat yang
mulia ini terkenal sebagai sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, tercatat
sekitar lebih dari 5000 hadist yang di riwayatkan lewat jalurnya.
Memang
semangatnya Abu Hurairah dalam ilmu hadist telah diketahui oleh Rasulullah
seperti di dalam hadist,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
Abu hurairah
pernah bertanya kepada Rasulullah, “ siapa yang paling senang dapat syafaatmu
nanti wahai Rasulullah? Rasulullah mengatakan, “sudah kuduga bahwa engkau yang
akan menanyakan hal ini wahai abu hurairah saat aku melihat semangat atas
hadist”. (HR. Bukhari).
Di riwayatkan
bahwa beliau pernah berkata, “aku membagi malamku tiga bagian pertama untuk
membaca Al Quran, sebagian lain untuk tidur, sebagian lagi untuk mengulang
hafalan hadsitku”6.
Akhir Hayat Abu Hurairah
Sahabat yang
mulia ini diberikan umur yang panjang oleh Allah ta’ala di riwayatkan bahwa
beliau wafat di umur 78 tahun, maka
jarak dari wafatnya Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam dengan wafatnya Abu Hurairah sekitar 47
tahun,oleh karena itu beliau sangat
sering mengajarkan ummat dan banyak meriwayatkan hadist.
Di riwayatkan
dari Nafi’ Rahimahullah bahwa saat Abu Hurairah wafat aku dan Ibnu Umar
radhiallahu anhu ikut mengiringi jenazah, dan ibnu Umar Radhiallahu anhuma tak
lepas mendoakan Abu Hurairah lalu ia berkata, “ orang ini adalah orang yang
paling hafal hadist Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam “7.
Penutup
Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat untuk setiap pembaca, serta dapat menambah wawasan kita
akan para Sahabat, juga menepis segala syubhat yang ada, dan menjadikan kita mencintai
Abu Hurairah dan ibunya, karena tak ada yang mencintainya kecuali orang mukmin
sebagaimana hadist di atas.
Wa Shallalhu
alihi wa sallam, wa billahi taufiq.
***
0 komentar:
Posting Komentar