Senin, 12 Oktober 2015

20 Mobil Terlaris Bulan September


Penjualan mobil hingga bulan September ini masih terlihat stagnan. Per bulannya hanya ada sekitar 90.000 unit yang terjual. Di bulan September ini, ada 93.038 unit mobil yang dikirim pabrikan.

Penjualan bulan September memang mengalami kenaikan dibanding 4 bulan sebelumnya, namun belum mengalahkan penjualan bulan Maret yang berada di angka 99.411 unit. Dengan hasil bulan September, total penjualan mobil pada 2015 sudah mencapai 764.683 unit.

Tetapi untuk bulan September, mobil apa saja yang paling banyak dibeli orang Indonesia?

Seperti biasa, mobil low MPV seperti Avanza, Mobilio dan Xenia masih menguasai pasar, mobil LCGC dan pikap juga masih berada di daftar, menyusul SUV seperti Honda HR-V. Pikap Toyota Hilux juga kembali masuk ke daftar 20 mobil terlaris kali ini.

Berikut data lengkapnya yang detikOto kutip dari data wholesales Gaikindo September 2015:

1. Toyota Avanza 16.332 unit
2. Honda Mobilio 3.970 unit
3. Daihatsu Gran Max pikap 3.926 unit
4. Daihatsu Xenia 3.619 unit
5. Toyota Agya 3.604 unit
6. Toyota Innova 3.529 unit
7. Suzuki Carry pikap 3.392 unit
8. Honda Brio Satya 2.983 unit
9. Honda HR-V 2.959 unit
10. Daihatsu Ayla 2.811 unit
11. Suzuki Ertiga 2.580 unit
12. Mitsubishi T-120 SS mini pikap 2.507 unit
13. Toyota Rush 2.218 unit
14. Toyota Hilux 2.211 unit
15. Datsun GO+ 2.040 unit
16. Mitsubishi L-300 1.853 unit
17. Toyota Yaris 1.727 unit
18. Suzuki APV pikap 1.726 unit
19. Honda Jazz 1.689 unit
20. Daihatsu Gran Max minibus 1.343 unit





20 Mobil Terlaris Bulan Mei 2015


Pasar masih belum tersenyum pada produsen mobil. Penjualan mobil 2 bulan menjelang lebaran malah mengalami penurunan. Padahal biasanya 2-3 bulan sebelum lebaran, masyarakat selalu berbondong-bondong membeli mobil baru.

Seperti diberitakan sebelumnya, penjualan mobil di bulan Mei lalu mencapai 79.236 unit turun 3 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 81.600 unit.

Selain merupakan yang terendah selama tahun 2015, penjualan bulan Mei 2015 juga merupakan yang terendah dalam 4 tahun terakhir. 

Meski pun ada fakta itu, tetap perlu disimak mengenai mobil-mobil terlaris di bulan Mei 2015. Yang mengejutkan adalah Avanza, low MPV buatan Toyota itu mengalami penurunan hampir setengahnya dari 11.686 unit menjadi 6.778 unit.

Walaupun mengalami penurunan cukup dahsyat, Avanza tetap menguasai pasar mobil Indonesia. Kecilnya pasokan Avanza ke diler pastinya memantik spekulasi kalau stok Avanza lama memang mau habis menjelang model baru.

Berikut daftar lengkap mobil terlaris di Indonesia bulan Mei lalu:

1. Toyota Avanza 6.778 unit
2. Toyota Agya 4.800 unit
3. Daihatsu Gran Max pikap 4.305 unit
4. Daihatsu Xenia 4.215 unit
5. Suzuki Carry pikap 4.101 unit
6. Toyota Kijang Innova 3.339 unit
7. Honda Mobilio 3.104 unit
8. Toyota Rush 2.747 unit
9. Honda Brio Satya 2.628 unit
10. Daihatsu Ayla 2.435 unit
11. Mitsubishi T-120 SS pikap 2.405 unit
12. Suzuki Ertiga 2.351 unit
13. Datsun GO+ 1.962 unit
14. Honda HR-V 1.659 unit
15. Mitsubishi L-300 pikap 1.518 unit
16. Daihatsu Gran Max minibus 1.473 unit
17. Daihatsu Terios 1.412 unit
18. Toyota Yaris 1.385 unit
19. Suzuki APV pikap 1.224 unit
20. Toyota Fortuner 1.052 unit





















Sumur:
http://oto.detik.com/read/2015/06/16/150741/2943837/1207/20-mobil-terlaris-bulan-mei-2015

Minggu, 11 Oktober 2015

Safety Gear, demi berkendara aman dan nyaman serta gaya


 Berkendara dengan sepeda motor mempunyai banyak kelebihan, salah satunya bila berkendara dalam kota kita bisa melewati celah yang tidak bisa dilalui mobil dan lebih hemat waktu. Namun, sepeda motor juga memiliki kekurangan yaitu tidak seperti mobil yang pengendaranya bisa terlindung di dalam interior mobil apabila terjadi benturan, sedangkan pengendara sepeda motor apabila terjadi benturan atau jatuh akan mengalami cidera lebih daripada naik mobil.
Oleh karena itu, setiap pengendara sepeda motor wajib menggunakan safety gear  atau pakaian keamanan berkendara sepeda motor demi meminimalisir cidera saat terjadi kecelakaan dan membuat nyaman sekaligus menambah nilai style dalam berkendara. Adapun beberapa komponen safety gear yang layak dan harus dipakai dalam berkendara antara lain :
HELM- Ada 2 jenis, yaitu half face dan full face, telah teruji melalui proses standarisasi (DOT,SNI). dan pastikan terikat dengan baik sebelum berkendara.
JAKET- Ada banyak jenis jaket di pasaran (parasut, kulit, dll) usahakan berlengan panjang, ukuran yang pas dan mampu melindungi tubuh dari terpaan angin serta nyaman dipakai.

SARUNG TANGAN- Harus menutupi seluruh telapak tangan hingga jari.
SEPATU- Harus menutupi seluruh daerah telapak kaki (mata kaki dan jari) dan pilih bahan sepatu yang nyaman dan mampu melindungi daerah telapak kaki dari benturan.
MASKER- Untuk melindungi area mulut dan hidung dari debu di lingkungan berkendara.
CELANA- Memakai celana panjang dan berbahan tebal (contohnya jeans) serta nyaman digunakan.
BODY PROTECTOR- Terdiri dari pelindung sikut, area dengkul dan betis, serta pelindung bagian dada untuk melindungi pengendara secara maksimal.

Kujang


Secara umum kujang dikenal sebagai senjata dan pusaka orang Sunda yang berasal dari Jawa Barat. Kujang memiliki dua sisi ketajaman, perupaannya tidak simetris, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene- yaitu guratan-guratan (menyerupai) ukiran logam pada bilahnya).
Berdasarkan bukti artefak yang ada, kujang dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke-9, akan tetapi besar kemungkinan bahwa kujang telah ada sebelum masa tersebut.
Kujang mempunyai latar belakang sejarah yang panjang, hal ini dinyatakan secara teoritis dimana jumlah lubang 1 pada bilah kujang adalah letak kota praja disebut Sunda tahun 670 M saat Tarumanegara dipimpin Maharaja Purnawarman (mengacu kujang sebagai peta).
Dan pada jaman Pajajaran Mangukuhan kujang menjadi sebuah pusaka lambang pemersatu antaraSundapura dan Galuh melalui Perjanjian Galuh pada tahun 739 M.
Bukti Keberadaan Kujang tertulis dalam Kitab Siksa Kanda Ng Karesian abad 15-16 M, “Ganggaman Sang Wong Tani ma, Kujang, Baliung, Patik, Kored…….“. Namun pernyataan tertulis tersebut tidak disertai ilustrasi (berupa gambar) jenis kujang mana yang di maksud. Tidak ada penjelasan terinci perihal kujang tersebut.
Pada umumnya sebuah pernyataan tertulis dalam kitab bukan merupakan petunjuk teknis (manual book) atau tidak seluruhnya menerangkan arti sebenarnya (harfiah), akan tetapi didalamnya tersirat makna yang dalam dan lebih luas. Pernyataan tertulis tersebut harus ditafsirkan secara holistik atau menyeluruh.
Karakteristik bahasanya lebih sastrawi tidak prosais. Pernyataan bahwa kujang diterjemahkan menjadi perkakas pertanian dalam bahasa Indonesia sangat berlainan makna dengan pernyataan dalam kitab tersebut. Apabila mengacu pada latar belakang sejarah penciptaannya, maka keberadaan Kujang jauh lebih tua dari keberadaan provinsi Jawa Barat.
Istilah "Kujang" lebih populer di Jawa Barat, sementara di wilayah Jawa Tengah dan Timur lebih dikenal dengan istilah "Calok Trantang", "Kudi" dan "Cangak". Penamaan "Kujang" hanya terbatas pada kategori atau klasifikasi kujang "Ciung", "Kuntul", dan beberapa jenis kujang lainnya.
Sebaliknya "Kudi" perkakas yang lebih populer di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, dikategorikan ke dalam "Kujang Pamangkas" oleh beberapa pemerhati kujang di Jawa Barat. Fenomena perbedaan penamaan dan klasifikasi kujang berdasar pada tafsiran para pecinta, peneliti dan daerah di mana kujang tersebut ditemukan.
Kujang dengan berbagai cerita, legenda heroik dan magisnya masih tetap eksis sampai sekarang. Meski demikian, kujang dalam perkembangannya saat ini sangat diminati bukan sekedar karena kesaktian atau harapan dari pemiliknya untuk mendapatkan “sesuatu”, tetapi lebih pada nilai estetika dari bentuk fisik dan kelangkaan dari kujang tersebut.
Para pemilik yang menyimpan kujang di beberapa daerah di Jawa Barat mempunyai motivasi untuk menghormati warisan leluhur dan bentuk penguatan karakter sebagai orang Sunda.
Selain dari motivasi tersebut ada pula yang memburunya sebagai syarat untuk kepentingan dan maksud pribadi yang bersifat sangat khusus. Salah satu nilai kujang terletak pada tingkat kelangkaannya, berdasarkan fakta di lapangan banyak dari artefak kujang yang sudah di koleksi para kolektor tosan aji atau wesi aji di luar negeri.
Fenomena tersebut merupakan indikasi bahwa kujang merupakan jenis tosan aji atau wesi aji yang sulit di cari, bila dibandingkan dengan jenis tosan aji atau wesi aji lainnya seperti keris, golok, pedang tombak dan jenis belati. Penelusuran keberadaan kujang menjadi salah satu alternatif terbaik dalam upaya menyelamatkan dan mengungkap berbagai perupaan kujang yang masih menjadi misteri..

Sabtu, 10 Oktober 2015

Hijab


lovely rose


وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَيُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّمَاظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita mukminat, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka”. [An Nuur:31]
.
Sebuah ayat yang begitu lekat dalam ingatan kita, tentang kewajiban menutup aurat bagi para muslimah, yaitu dengan berjilbab. Jilbab atau hijab merupakan satu ketentuan yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat Syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat bagi seluruh wanita yang mengaku muslimah.

Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya.
Telah menjadi fitrahnya, bahwa wanita mencintai keindahan. Begitupun dalam berbusana muslimah. Banyak diantara saudara-saudara kita sesama muslimah yang memperindah penampilannya dalam berhijab.

Dengan menambahkan bros, renda, macam-macam hiasan hingga model-model busana itu sendiri yang membuat pemakainya tampak anggun dan menarik.
Ada yang tipis namun berlapis-lapis, ada yang bertabur bordir, ada pula yang modelnya sengaja ‘ditarik’ sedemikian rupa hingga membentuk tubuh pemakainya. Tapi, adakah batasan syari’at untuk menghiasi dan memodifikasi hijab hingga menjadi lebih menarik?
Ada baiknya kita mengetahui beberapa syarat-syarat yang wajib dipenuhi ketika kita berhijab, diantaranya adalah:
Pertama : Hendaknya menutup seluruh tubuh dan tidak menampakkan anggota tubuh sedikitpun selain yang dikecualikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا {59}* لَّئِن لَّمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لاَيُجَاوِرُونَكَ فِيهَآ إِلاَّ قَلِيلاً
“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin,“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”. [Al Ahzab : 59].
Kedua : Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram. Agar hijab tidak memancing pandangan kaum laki-laki maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Hendaknya hijab terbuat dari kain yang tebal tidak menampakkan warna kulit tubuh.
Hendaknya hijab tersebut longgar dan tidak menampakkan bentuk anggota tubuh.
Hendaknya hijab tersebut bukan dijadikan sebagai perhiasan bahkan harus memiliki satu warna bukan berbagai warna dan motif.
Hijab bukan merupakan pakaian kebanggaan dan kesombongan.
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut..

من لبس ثوب شهرة في الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم ألهب فيه النار.

“Barangsiapa yang mengenakan pakaian kesombongan di dunia maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan nanti pada hari kiamat kemudian ia dibakar dalam Neraka”. [HR Abu Daud dan Ibnu Majah, dan hadits ini hasan]
Hendaknya hijab tersebut tidak diberi parfum atau wewangian. Dasarnya adalah hadits dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيُّماَ امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَليَ قَوْمٍ لِيَجِدوُا رِيْحَهَافهي زَانِيَةٌ.
“Siapapun wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati segolongan orang agar mereka mencium baunya, maka ia adalah wanita pezina”. [HR Abu Daud, Nasa’i dan Tirmidzi, dan hadits ini Hasan]
Ketiga : Hendaknya pakaian atau hijab yang dikenakan tidak menyerupai pakaian laki-laki atau pakaian wanita kafir. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.

“Barangsiapa yang menyerupai kaum maka dia termasuk bagian dari mereka”. [HR Ahmad dan Abu Daud]

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk laki-laki yang mengenakan pakaian wanita serta mengutuk wanita yang berpakaian seperti laki-laki.” [HR Abu daud Nasa’i dan Ibnu Majah, dan hadits ini sahih].
Dari syarat-syarat yang disebutkan di atas, tercakup diantaranya, “Hendaknya hijab tidak menarik perhatian pandangan laki-laki bukan mahram.”
Lalu bagaimana jika hijab yang kita kenakan berwarna yang menyolok mata atau dihiasi dengan aksesoris-aksesoris yang justru mengundang pandangan orang yang melihatnya? 

Dengan demikian, maka terpenuhikah syarat tidak mengundang perhatian laki-laki tersebut?
Hendaklah kita jujur dengan hati kita masing-masing. Kecuali jika ia memakainya hanya di kalangan sesama wanita saja, tanpa ada laki-laki di dalamnya, maka hal tersebut tidaklah mengapa. Asal tidak terjebak pada tabdzir (pemborosan) dan melalaikan waktu dengan menghiasi pakaian yang kita kenakan.

Kembali kepada tujuan kita berhijab, yaitu untuk menutup apa yang seharusnya ditutup. Jika setelah kita tutup lalu ditonjolkan kembali dengan bentuk lain, apa gunanya kita tutup? Lalu bagaimana dengan jilbab ‘masa kini’ yang serba ketat, membentuk tubuh bahkan tipis dan transparan? Jelas hal tersebut tidak memenuhi syarat di atas.
Kadang mereka, saudara-saudara kita yang belum tahu bagaimana seharusnya berhijab sesuai sunnah, berprinsip:

“Yang penting kan nutup aurat.. “, “Biar pake jilbab tetep modis dong.. kan Allah itu indah dan mencintai keindahan..”, atau bahkan “ah, pake yang gombrong dan gelap gitu, kayak emak-emak aja.. kita kan masih muda..”.

Mereka hanya memahami bahwa berhijab itu YANG PENTING MEMENUHI KEWAJIBAN MENUTUP AURAT. Mau ketat kayak lepet, mau model jilbab ceker (cekik leher), mau model baju biasa yang nggak nutup aurat trus ‘disulap’ jadi baju muslim.. yang penting ketutup.
Ketahuilah saudaraku, esensi hijab atau jilbab tidaklah sesempit itu. Jilbab, bukan hanya sekedar penutup aurat. Di dalamnya terkandung maslahat yang amat banyak. Dan karena itulah Islam mensyari’atkan wanita untuk menjaga iffah dan izzahnya dengan hijab. Terlindungi dari mata-mata nakal (atau setidaknya meminimalisir gangguan), menjaga kesehatan kulit dari debu dan sinar matahari, juga berfungsi sebagai pembeda antara wanita muslimah dan wanita kuffar.

Jilbab itu menutupi aurat, bukan membalut aurat. Jika berjilbab tapi masih ketat disana-sini, ketahuilah.. itu bukanlah jilbab. Waspadalah kita dari kaum yang telah Allah sebutkan akan muncul di akhir zaman, wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang…

“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk” [HR. Ahmad 2/223. Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih]

Ibnu Abdil Barr berkata: “Yang dimaksud Nabi adalah wanita yang mengenakan pakaian tipis, yang dapat mensifati(menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya akan tetapi hakekatnya telanjang” (Dikutip oleh Imam As-Suyuti dalam Tanwirul Hawalik 3/103)

Mari kita kembali bercermin dan mengevaluasi diri, sudah sesuai syari’atkah pakaian yang kita kenakan? Terutama bagi saya pribadi, adik-adik saya, anak-anak saya kelak dan juga keluarga saya. Karena Allah berfirman,


“Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at Tahriim: 6)

Hijab



“Maka segala sesuatu yang membawa wanita kepada perbuatan
tabarruj, nampak (perhiasan) nya, dan tampil bedanya seorang wanita
dari para wanita lain dalam hal mempercantik (diri), maka ini
diharamkan bagi wanita. (Majmu’atul as-ilatin Tahummul ‘Usratal
Muslimah, hal. 10)

Berhijab, adalah perintah Allah yang mutlak wajib diimani oleh setiap muslimah. Bagi setiap wanita yang mengikrarkan diri sebagai muslimah, maka tidak ada keraguan sedikitpun akan wajibnya menutup aurat dengan hijab. Berhijab adalah sebuah bentuk ketundukan, kepasrahan dan ketaatan kepada Allah. Karena Allah yang menciptakan kitalah.. yang menyuruh kita untuk berhijab.
Alhamdulillaah seiring perkembangan zaman, maka jilbab makin semarak dan populer di kalangan masyarakat. Zaman saya bersekolah dulu, masih sedikit yang berjilbab. Dan itupun kadang agak dipersulit. Baik bagi para pelajar dan pencari kerja, ruang gerak mereka tidaklah sebebas sekarang. Jilbab masih dipandang sesuatu yang asing, aneh, ekstrem bahkan kampungan.
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing itu. (HR. Muslim no. 208)
Tapi, seiring dengan banyaknya wanita yang menutup rambutnya dengan jilbab, makin bergeser juga arti ke-syar’i-an sebuah jilbab. Jika dulu saya memandang jilbab panjang senior-senior saya di sekolah dengan penuh kekaguman, kini fenomena jilbab panjang dan lebar di sekolah, kampus dan jalan-jalan itu mulai sepi. Berganti dengan jilbab berbagai model dengan corak dan warna yang jauh dari kriteria syar’i.
Sungguh saya sedih melihatnya. Saya rindu akan sosok-sosok wanita berhijab lebar yang dahulu kala ibaratnya seperti mencari jarum di tumpukan jerami, amat jarang ditemukan. Yang dengan sempurnanya hijab itu mereka lebih dihargai dan dipandang dengan penuh penghormatan sebagai seorang muslimah. Yang mendekati mereka pun bukan sembarang orang. Ya, di mata saya kala itu.. nilai mereka sebagai seorang wanita begitu mahal dan berharga..
Pakaian longgar nan elegan yang dulu banyak dikenakan bahkan diperjuangkan dalam berbagai kegiatan di sekolah, kini berganti dengan pakaian yang katanya busana muslim tapi serba ketat dan  minimalis. Jilbab panjang mereka pangkas, makin pendek, serba lilit dan membentuk sanggul. Menggantinya dengan topi dibalut scarf, bahkan sampai lehernya juga kelihatan saking transparannya. Plus atasan atau blus lengan panjang ketat, dipadu dengan celana panjang yang juga tak kalah ketat. Tak lupa riasan wajah untuk mempercantik penampilan. Semua atas nama fashion. Semua dengan alasan keindahan.
Bahkan untuk lebih ‘memperkenalkan’  jilbab pada khalayak, dibuatlah berbagai kontes bertemakan hijab modern yang menawarkan konsep lebih cantik, tidak monoton dan penuh warna warni. Atau fashion show muslimah  yang kontestannya berlenggak lenggok di atas catwalk memperkenalkan trend terbaru hijab masa kini.. Di depan puluhan pasang mata, baik laki-laki maupun perempuan. Lagi-lagi mengatasnamakan da’wah kepada hijab, agar tak terkesan kumuh dan kampungan.

“Berjilbab tapi tetap cantik dan menarik”.  Itu slogan mereka.

Itukah hijab yang sesungguhnya? Padahal jika mereka paham, fungsi hijab itu menutupi keindahan, bukan malah menonjolkan. Karena keindahan itu.. adalah diri dan pesona wanita itu sendiri yang sejatinya wajib untuk ditutupi. Padahal, esensi hijab itu.. bukan hanya sekedar selembar kain penutup kepala dan kulit. Dalam hijab, ada syarat-syarat yang wajib dipenuhi

Bukan Masalah Gaji Atau Bos, Ini Alasan Umum yang Buat Pekerja Resign...




Ada berbagai alasan dibalik keputusan mengundurkan diri para karyawan. Mungkin
Anda pernah mendengar sejumlah penyebab dramatis, mulai dari bos menyebalkan
hingga jam kerja atau tugas yang tak masuk akal. Adapun yang pindah ke perusahaan
saingan karena tergoda dengan penawaran gaji lebih besar.
Namun sebuah riset terbaru mengungkapkan bila pemicu utama seorang pekerja
mengundurkan diri ternyata lebih sederhana dan positif dari yang banyak orang
pikirkan. Yakni karena tidak memiliki ruang untuk berkembang.

Penelitian tersebut dilakukan oleh jejaring sosial profesional LinkedIn. Riset itu
mengungkapkan bila alasan utama orang mengundurkan diri dari kantornya adalah
karena masalah pengembangan karier. Artinya bahkan jika para profesional menyukai
kantor dan menguasai bidang kerja, mereka tetap akan memilih resign jika tidak bisa naik
jabatan. Penyebab itu dipilih sebanyak 45% dari 10.000 responden.

Hasil studi tersebut tentu tidak sulit untuk dipercaya. Karena selain uang, para karyawan
di zaman sekarang juga menginginkan status dalam pekerjaan. Untuk itu, ketika
ditawarkan karier dengan jabatan yang lebih tinggi, tak sedikit pegawai yang menerima.
Selain posisi, 74% responden yang memilih alasan itu juga mencari yang pendapatannya
lebih besar.
Penelitian ini pun bisa dijadikan bahan pertimbangan para perekrut kerja. Karena pekerja
menginginkan kesempatan untuk berkembang, jangan hanya menjanjikan gaji tinggi atau
fasilitas mewah. Demi membuat calon pelamar potensial tertarik dengan penawaran kerja
Anda, pastikan pula jika perusahaan memungkinkan mereka untuk naik jabatan.

Tak hanya menginginkan kesempatan karier, gaya kepemimpinan atasan yang kurang
Baik  ternyata juga menjadi alasan banyak pekerja mengundurkan diri. Hal tersebut
diutarakan oleh 41% responden. Maka dari itu, penting pula untuk memperhatikan
sikap atasan ketika menyetujui sebuah tawaran kerja. Karena bagaimana pun, bos
sangat  mempengaruhi perkembangan karier Anda ke depannya.


sumber: http://wolipop.detik.com/